Detail Berita

Peningkatan Kader Pembangunan Manusia (KPM) Guna Pencegahan Stunting dalam Perspektif Ekonomi

N G A N T A N G  - Kader Pembangunan Manusia (KPM) adalah kader masyarakat terpilih yang mempunyai kepedulian dan bersedia mendedikasikan diri untuk ikut berperan dalam pembangunan manusia di Desa, terutama dalam monitoring dan fasilitasi konvergensi penanganan stunting. Demikian definisi pembuka yang disampaikan Dr. Tantri Bararoh, Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Malang dalam sebuah kesempatan di Ngantang, beberapa waktu yang lalu.

Tantri menyampaikan bahwa tujuan dari Kader Pembangunan Manusia setidaknya terdapat 4 hal. Pertama, Meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia di perdesaan. Kedua, Meningkatkan kepedulian serta pemahaman masyarakat dan Pemerintah Desa dalam penanganan dan pencegahan masalah stunting di tingkat Desa. Ketiga, Mempromosikan pengukuran panjang/tinggi atau panjang badan balita sebagai deteksi dini stunting. "Keempat, Meningkatkan alokasi APBDes untuk kegiatan terkait gizi dan penanganan stunting" ucapnya.

Beliau melanjutkan bahwa KPM merupakan kader masyarakat terpilih yang mempunyai kepedulian dan bersedia mendedikasikan diri untuk ikut berperan dalam pembangunan manusia di Desa, terutama dalam monitoring dan fasilitasi konvergensi penanganan stunting. Sementara itu, Kejadian stunting muncul sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama seperti kemiskinan, perilaku pola asuh yang tidak tepat, dan sering menderita penyakit secara berulang karena higiene maupun sanitasi yang kurang baik. Stunting pada anak balita merupakan salah satu indikator status gizi kronis yang dapat memberikan gambaran gangguan keadaan sosial ekonomi. 

Anggota Dewan dari kawasan Malang Timur ini menyimpulkan bahwa Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Kejadian Stunting dapat diklasifikasikan menjadi 2 variabel. Pertama, Jika pendidikan tinggi semakin besar peluangnya untuk mendapatkan penghasilan yang cukup supaya bisa berkesempatan untuk hidup dalam lingkungan yang baik dan sehat. Kedua, "Faktor yang mempengaruhi status gizi diantaranya adalah asupan zat gizi, pola pengasuhan anak, dan pendapatan keluarga, pada salah satu penelitian didapat hasil akhir pengetahuan tentang gizi" tutupnya. (Sekretariat DPRD Kabupaten Malang)

Berita Lain