Detail Berita

Ketua Dewan Dorong Penguatan Nilai Pancasila

K R O M E N G A N - Pemaparan tentang Pancasila sebagai identitas bangsa atau juga disebut sebagai jati diri bangsa Indonesia dapat ditemukan dalam berbagai literatur, baik dalam bentuk bahasan sejarah bangsa Indonesia maupun dalam bentuk bahasan tentang pemerintahan di Indonesia. As’ad Ali dalam buku Negara Pancasila; Jalan Kemashlahatan Berbangsa mengatakan bahwa Pancasila sebagai identitas kultural dapat ditelusuri dari kehidupan agama yang berlaku dalam masyarakat Indonesia. Karena tradisi dan kultur bangsa Indonesia dapat diitelusuri melalui peran agama-agama besar, seperti: peradaban Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen. Itulah beberapa poin pembuka dari Darmadi, S.Sos dalam sebuah kesempatan di Kromengan. Ketua DPRD Kabupaten Malang ini mendorong penguatan Nilai Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di masyarakat.

Beliau menyampaikan bahwa membumikan Pancasila setidaknya dapat dilakukan dengan empat (4) poin; Pertama, menjaga dan memelihara identitas kultural dan sosial bangsa Indonesia. Kedua, Beliau melanjutkan bahwa Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan. "Kepribadian itu mengacu pada sesuatu yang unik dan khas karena tidak ada pribadi yang benar-benar sama. Setiap pribadi mencerminkan keadaan atau hal nya sendiri" Ujar beliau.

Ketiga, Pancasila sebagai Pandangan Hidup berbangsa dan bernegara. "Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidup bangsa, artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya, kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya oleh bangsa Indonesia yang dijadaikan sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat dan berbangsa dan menimbulkan tekad yang kuat untuk mengamalkannya dalam kehidupan nyata" imbuhnya.

Keempat, Pancasila sebagai Nilai Luhur dan Kelima sebagai Jiwa Bangsa. Beliau mengingatkan bahwa adanya arus globalisasi ini, seluruh elemen masyarakat perlu  lebih berhati-hati dalam perperilaku agar mental bangsa Indonesia tidak rusak dan tetap berpedoman Pancasila. "Kita harus menyaring budaya baru seperti liberalisme, kapitalisme, komunisme, sekularisme, pragmatisme, dan hedonisme, dll. Hal ini agar bangsa Indonesia tetap berkarakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila" tutup beliau. (humas)

 

 

Berita Lain